Nada Fitria Berbagi Pengalaman Jadi Petugas Perpustakaan-Perpustakaan.org


Hallo semoga teman perpustakaan.org dalam keadaan sehat, dalam berita Perpustakaan kali ini saya akan membahas perihal Nada Fitria Berbagi Pengalaman Jadi PetugasPerpustakaan, pembahasan dalam berita perpustakaan ini akan saya buat dalam sebuah narasi berita, semoga berita perpustakaan tentang Nada Fitria Berbagi Pengalaman Jadi PetugasPerpustakaan, dapat menambah pengetahuan teman perpustakaan.org,jangan lupa tinggalkan komentar pada Berita Nada Fitria Berbagi Pengalaman Jadi PetugasPerpustakaan, saran masukan teman perpustakaan.org sangat bermakna untuk kemajuan website ini.

Lima tahun bukan waktu yang singkat. Meski demikian, Nada Fitria menjalani perannya sebagai petugas perpustakaan dengan suka hati. Demi anak-anak, demi literasi.

LAURA HILMI, Surabaya

BU, cacing ini jenis kelaminnya apa? Laki-laki atau perempuan?” ujar Nada Fitria, 26, menirukan pertanyaan pengunjung cilik yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Menjawab pertanyaan tersebut, Nada menyodorkan buku pengetahuan tentang cacing. ”Kamu bisa membaca buku ini, Nak. Tidak berjenis kelamin, semua cacing bisa hamil,” sahutnya, lantas terkekeh mengingat pengalamannya sebagai petugas perpustakaan.

Tidak hanya menghadapi pertanyaan anak-anak yang rasa ingin tahunya besar, lebih jauh, dia mampu mengenali psikologis anak. Salah satu triknya, meminta anak bercerita tentang keluarga. Pengalaman itu dia rasakan selama lima tahun menjadi petugas perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya.

Perempuan yang gemar membaca komik tersebut merasa senang menjalankan tugasnya. Saat ditanya duka, dia menggelengkan kepala. ”Dukanya dibuat senang saja,” jawabnya, lalu melebarkan senyum.

Dalam membantu mewujudkan Kota Surabaya sebagai kota literasi, alumnus Teknik Informatika Universitas W.R. Supratman itu memilih lintas jurusan. Artinya, dia tidak mengaplikasikan ilmu sebagai pakar teknologi informasi, tetapi malah mengabdikan diri sebagai petugas perpustakaan.

Setiap Senin hingga Jumat pagi, Nada bertugas di SD. Saat ini dia bertanggung jawab di perpustakaan SDN Klampis Ngasem 2 dan SD Muhammadiyah 18 Surabaya. Waktunya, pukul 07.30–12.00 WIB. Setelah itu, dia pindah tugas ke Kelurahan Semolowaru. Sewaktu-waktu dia mesti siap dipindahkan ke SD dan kelurahan yang berbeda.

Tugasnya tidak hanya mencatat jumlah buku yang dipinjam. Dia mengajarkan agar buku yang dibaca mempunyai efek bagi pembaca. Yakni, penerapan aturan membuat resume setiap buku yang selesai dibaca. Selain itu, tidak jarang berbagai game dan penghargaan dia ciptakan, tentu atas kerja sama dengan pihak sekolah. Harapannya, minat baca dan budaya literasi kian tumbuh.

Nada tentu dituntut rajin membaca. Tujuannya, mendeteksi kesesuaian cerita anak dengan isi buku. Dengan membaca terlebih dulu, dia akan mengetahui mana anak yang ngelantur dan yang jujur.

Salah satu jenis penghargaan diberikan kepada siswa yang mampu membaca lebih dari target kurikulum wajib baca. Biasanya, untuk anak SD, yang dibaca minimal lima buku dalam sebulan. Bila jumlahnya lebih dari itu, mereka mendapat hadiah menarik. Pilihannya, buku baru, tas, atau perlengkapan sekolah. ”Nah, anak akan lebih termotivasi lagi. Kadang ada juga (yang membaca) hingga 20 buku setiap bulan,” tuturnya.

Perempuan asal Manyar Dukuh, Surabaya, tersebut menciptakan permainan unik. Namanya, permainan ibu-ibuan dan bapak-bapakan. Anak yang masuk kelompok ibu-ibu dan bapak-bapak wajib mengajari kelompok anak-anak. Tujuannya, melatih kepiawaian dalam mengajar dan membantu teman sebaya yang kurang paham.

Bagi dia, permainan itu efektif untuk saling melengkapi. Ada anak yang pandai dan yang malu bercerita. ”Ada anak yang pandai menulis, tapi tidak pandai bercerita. Begitu sebaliknya,” jelasnya. Jika sudah pandai membaca dan bercerita, anak diajari teknik membaca cepat.

Tak jarang, Nada memberikan penyuluhan akan pentingnya mendongeng. Baik di sekolah maupun di kelurahan tempatnya bertugas. Pesertanya beragam, bisa anak-anak dan para ibu.

Sementara itu, pada akhir pekan, Nada bertugas di mobil perpustakaan keliling ke taman-taman. Untuk Sabtu, dia bertugas mulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00. Pada Minggu, tugasnya dimulai sejak pukul 06.00 hingga 12.00. ”Sudah terjadwal,” ucapnya saat ditemui di Taman Bungkul kemarin (9/7).

Pada 2016 dia masuk sepuluh besar pustakawan berprestasi. Dia lolos seleksi dari 300-an peserta kompetisi literasi yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tingkat Kota Surabaya. ”Literasi bagi saya, orang itu bisa pandai. Dalam arti, cermat dalam pendengaran, penulisan, dan keterampilan,” ungkapnya.

Terima Kasih teman perpustakaan.org telah membaca berita perpustakaan tentang Nada Fitria Berbagi Pengalaman Jadi PetugasPerpustakaan, Semoga teman perpustakaan.org dapat membuka wawasan teman perpustakaan.org sekalian dalam menimba ilmu di dunia maya,apabila ada kekurangan dalam berita perpustakaan tentang Nada Fitria Berbagi Pengalaman Jadi PetugasPerpustakaan, Mohon di maafkan,karena seyogianya penulis hanya seorang manusia biasa yang tidak luput dari sebuah kesalahan,jangan lupa tinggal komentar di berita ini ya sobat perpustakaan.org, terima kasih.


Tag : #perpustakaannasional #perpustakaansekolah #perpustakaananak #perpustakaandigital #perpustakaankeliling #perpustakaanjalanan #perpustakaanmini #ayokeperpustakaan #perpustakaandesa #perpustakaanumum #perpustakaandaerah #perpustakaanrumah #perpustakaanindonesia #perpustakaanonline #perpustakaangratis


Post a Comment

Previous Post Next Post