Danny Septriadi, Konsultan Pajak yang Juga Pendiri Perpustakaan Humor-Perpustakaan.org

Hallo semoga teman perpustakaan.org dalam keadaan sehat, dalam berita Perpustakaan kali ini saya akan membahas perihal Danny Septriadi, Konsultan Pajak yang Juga Pendiri Perpustakaan Humor, pembahasan dalam berita perpustakaan ini akan saya buat dalam sebuah narasi berita, semoga berita perpustakaan tentang Danny Septriadi, Konsultan Pajak yang Juga Pendiri Perpustakaan Humor, dapat menambah pengetahuan teman perpustakaan.org,jangan lupa tinggalkan komentar pada Berita Danny Septriadi, Konsultan Pajak yang Juga Pendiri Perpustakaan Humor, saran masukan teman perpustakaan.org sangat bermakna untuk kemajuan website ini.


Sebagai konsultan pajak, Danny Septriadi punya cara tersendiri untuk rileks. Dia membidani berdirinya The Library of Humor Studies. Koleksinya dia kumpulkan sejak 30 tahun lalu. Jadi rujukan penelitian humor.

SAHRUL YUNIZAR, Jakarta, dilansir dari VOAIndonesia.com “SAYA tiga tahun terakhir bersengketa di pengadilan. Terus terang saja, saya tidak pernah kalah,” kata Danny Septriadi serius Maret lalu.

Tentu yang menjadi lawan bicaranya terpukau. Maklum, Danny adalah konsultan pajak yang andal. Dia mengajar di banyak kampus. Namanya juga populer di dunia perpajakan.

“Anda mau tahu resepnya?” sambung Danny. Tentu kali ini siapa pun akan semakin bertanya-tanya dengan pernyataan semacam itu. Termasuk Jawa Pos yang mewawancarai pagi itu. “Ya, karena memang hakimnya belum menjatuhkan putusan,” katanya lalu tertawa.

Begitulah cara Danny menyampaikan humor. Cara tersebut tidak hanya meyakinkan kliennya. Tapi juga menyindir pengadilan yang berlama-lama menuntaskan perkara.

Danny mengaku sudah lama menyukai hal-hal yang berbau humor. Sumbernya pun bermacam-macam. Komik, buku, majalah, koran, apa saja yang mengandung unsur humor pasti dia lahap. Khususnya yang berbentuk teks. Jangan heran apabila koleksinya bertumpuk. “Ada 1.500-an buku,” ungkapnya.

Koleksi sebanyak itu dikumpulkan Danny lebih dari 30 tahun terakhir. Sebagian di antaranya bahkan sampai harus diimpor. Sebab, tidak banyak penerbit lokal yang mencetak buku humor. Kalaupun ada, tidak terlalu lengkap dan detail.

Di antara buku-buku humor milik Danny, ada pula yang sangat serius. Seperti kata almarhum Arwah Setiawan, mantan ketua Lembaga Humor Indonesia (LHI), humor itu serius.

Puluhan tahun menyelami, Danny yakin betul humor bisa dikolaborasikan dengan berbagai disiplin ilmu. Dengan humor, dia percaya orang bisa punya nilai lebih. Dia sudah membuktikan sendiri. “Humor membawa saya sampai ke titik ini,” katanya.

Bahan humor semacam itu kerap membuka jalan sampai Danny bisa dipercaya banyak orang. Dengan humor, dia dengan kliennya seperti tidak bersekat. Tidak heran jika kliennya begitu banyak. Bahkan, bisa dibilang, kantor konsultan pajak yang dikelola Danny menjadi salah satu raksasa konsultan pajak. Perusahaan tersebut berkantor di Menara DDTC, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Nah, di kantor itu pula Danny melahirkan IHIK3 atau Institut Humor Indonesia Kini bersama Seno Gumira Ajidarma dan Darminto M. Sudarmo. Terus berkembang, kini Danny memutuskan untuk membuka The Library of Humor Studies. Sebuah pusat kajian humor yang menyediakan berbagai hal tentang humor. Mulai pelatihan, bantuan dana riset, hingga apa pun yang berkaitan dengan humor.

Tempat itu boleh juga disebut sebagai salah satu tonggak sejarah dunia humor tanah air. Karena menjadi perpustakaan humor pertama di Indonesia. Belum pernah ada perpustakaan humor yang punya koleksi buku sebanyak yang dimiliki Danny.

Danny menempatkan perpustakaannya di Menara DDTC di Kelapa Gading karena dinilai lebih layak. Di lantai 2 ada satu ruangan khusus yang dijadikan perpustakaan. Ukurannya tidak besar. Isinya buku-buku pajak. Namun dijamin bisa membikin penggiat pajak betah. Dan kini bisa jadi membuat penyuka humor juga merasa demikian. “Ada 200 buku humor di sini,” ungkap Danny seraya menunjukkan buku-buku tersebut.

Ratusan buku humor itu dia pajang rapi dalam dua rak vertikal. Setiap rak berisi seratus buku. Di antara deretan buku itu, ada buku berjudul The New Yorker Encyclopedia of Cartoons. Kemudian ada Encyclopedia of Humor Studies yang juga terdiri atas dua seri. Selain itu, masih ada buku berjudul Ethnic Humor Around The World, Photography and Humor, serta My Life Is A Situation Comedy.

Sebagian besar koleksi perpustakaan humor milik Danny memang buku berbahasa Inggris. Namun, ada pula yang berbahasa Indonesia. Misalnya yang diterbitkan langsung oleh IHIK3 berjudul Jon Slebor dan Jon Gokil (Seri Obat Stress) karya Johnny Hidayat A.R. Ada juga Anatomi Lelucon di Indonesia karya Darminto M. Sudarmo serta buku karya Pipit Rochijat Kartawidjaja berjudul Kolom Sableng dan Wayang Sableng.

Bukan hanya itu, The Library of Humor Studies juga punya koleksi buku milik Arwah Setiawan. Baik yang terbitan dalam negeri maupun luar negeri. Danny mendapatkannya dua tahu lalu. “Sama anaknya (diberikan, Red). Seluruh kumpulan bukunya itu jatuh ke saya semua,” bebernya.

Danny menyukai semua koleksi buku humornya. Walau tidak semua pula dia baca. Sebagian malah dia beli untuk menambah koleksi.

Memang tidak semua buku humor dipajang. Sebab, baru akhir tahun lalu perpustakaan itu pindah dari Cikini ke Kelapa Gading. Danny menyebutkan, 300 sampai 400 buku ada di ruang kerjanya di lantai 6 Menara DDTC. Sedangkan koleksi lain masih disimpan di rumah.

Meski begitu, Danny memastikan bahwa semua buku tersebut bisa dinikmati siapa saja yang tertarik. Pria kelahiran 1971 itu selalu ingin membagi yang dia miliki kepada orang lain. “Sharing dan knowledge is a power,” imbuhnya.

Karena itu pula, banyak buku humor terkait disiplin ilmu lain di luar pekerjaannya yang juga turut dia koleksi. Danny berharap suatu saat ada yang punya niat kuat mengolaborasikan keahlian mereka dengan humor. Misalnya, kata dia, dokter, guru, psikolog, fotografer, dan desainer.

Danny percaya humor akan membuat pekerjaan mereka menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Persis seperti yang dia alami. Saat bertugas sebagai konsultan pajak, Danny tidak jarang memakai humor sebagai salah satu senjata. Baik saat berhadapan dengan klien atau ketika hadir dalam sidang sengketa pajak di pengadilan. Melalui humor, obrolan seputar pajak yang biasanya kaku akan menjadi lebih cair.

Danny juga mengajar di beberapa kampus. Humor juga jadi senjata untuk menarik minat mahasiswa. Apalagi bila mengajarkan materi perpajakan yang dikenal njelimet dan sulit. “Pajak itu sebenarnya nggak susah,” katanya lagi. “Yang susah itu bayar pajaknya,” sambung dia.

Danny mengungkapkan, cara semacam itu mujarab. Setidaknya, mahasiswa betah berlama-lama di kelas. Selain itu, mahasiswa yang dia ajar jarang titip absen. Humor juga menjadi kekuatan Danny dalam mendidik anaknya. Sejak dini dia sengaja menuntun buah hatinya untuk lebih dekat dengan humor. Lewat buku, komik, film, ataupun acara televisi. “Supaya dia tahan terhadap bullying,” tuturnya.

Meski pengunjung perpustakaan humornya belum banyak, Danny percaya tempat itu bisa punya banyak manfaat. Sejauh ini yang datang ke perpustakaannya lebih sering para peneliti. Utamanya mereka yang sedang menyiapkan tugas akhir studi yang kini sudah berulang datang. Buku humor apa pun yang mereka cari, Danny siap menyediakan. Bahkan yang belum jadi koleksi di perpustakaannya. “Kalau belum ada saya bisa beli. Kalau bukunya di rumah, saya ambilkan,” katanya.

Bambang Haryanto adalah pria asal Wonogiri yang pernah merasakan langsung manfaat ribuan koleksi buku milik Danny. Delapan tahun lalu dia diberi izin oleh Danny untuk tinggal selama sebulan di rumahnya. Tempat yang isinya lebih banyak buku humor. Saat itu IHIK3 maupun The Library of Humor Studies belum ada. “Modal saya membuat buku humor politik itu disokong buku-buku Pak Danny,” ujarnya.

Dari buku itu lahirlah Komedikus Erektus sebagai buku humor politik. “Yang isinya menertawakan ulah tokoh-tokoh sampai politikus yang berlaku hipokrit, kekanak-kanakan, berperilaku korup, dan melawan akal sehat,” beber dia.

Bambang menilai kehadiran perpustakaan humor milik Danny sangat penting. Setelah Arwah Setiawan meninggal dunia, perpustakaan itu yang menyediakan banyak sumber daya ilmu pengetahuan tentang humor.

Disokong pusat kajian humor IHIK3, Bambang yakin betul setiap peneliti humor akan terbantu. Dia pun yakin, dari perpustakaan kecil di Menara DDTC tersebut, satu per satu peneliti humor akan lahir. Dengan latar belakang yang berbeda seperti harapan Danny.

Terima Kasih teman perpustakaan.org telah membaca berita perpustakaan tentang Danny Septriadi, Konsultan Pajak yang Juga Pendiri Perpustakaan Humor, Semoga teman perpustakaan.org dapat membuka wawasan teman perpustakaan.org sekalian dalam menimba ilmu di dunia maya,apabila ada kekurangan dalam berita perpustakaan tentang Danny Septriadi, Konsultan Pajak yang Juga Pendiri Perpustakaan Humor, Mohon di maafkan,karena seyogianya penulis hanya seorang manusia biasa yang tidak luput dari sebuah kesalahan,jangan lupa tinggal komentar di berita ini ya sobat perpustakaan.org, terima kasih.


Tag : #perpustakaannasional #perpustakaansekolah #perpustakaananak #perpustakaandigital #perpustakaankeliling #perpustakaanjalanan #perpustakaanmini #ayokeperpustakaan #perpustakaandesa #perpustakaanumum #perpustakaandaerah #perpustakaanrumah #perpustakaanindonesia #perpustakaanonline #perpustakaangratis

Post a Comment

Previous Post Next Post