Gleyeran, Musik, dan Eksistensi Suporter-Perpustakaan.org


Hallo teman perpustakaan.org, semoga hari ini dalam keadaan sehat walafiat, ingin mencari buku/artikel tentang seputar perpustakaan disini tempatnya,temukan buku-buku serta artikel perpustakaan terbaik kami hanya di perpustakaan.org.

Gleyeran, sebuah fenomena arak-arakan suporter dengan knalpot bising, menjadi sorotan publik belakangan ini. Meski dianggap mengganggu kenyamanan umum, ternyata gleyeran memiliki makna yang dalam bagi para suporter kesebelasan Persis Solo, disebut Pasoepati. Rivaldi Ihsan, dalam penelitiannya, berhasil mengungkap bahwa gleyeran adalah realisasi kekompakan antarsuporter dan juga wujud kecintaan kepada klub kesayangan. Artikel ini akan membahas fenomena gleyeran secara mendalam, dari sudut pandang insider, hingga dampak kesehatan yang ditimbulkan.

  1. Apa Itu Gleyeran?
    Gleyeran adalah fenomena arak-arakan suporter dengan knalpot bising yang dilakukan oleh suporter kesebelasan Persis Solo, disebut Pasoepati. Suporter ini sengaja membentuk pola-pola bunyi bising dengan sepeda motor, kemudian diarak di jalan raya. Aktivitas ini dilakukan dengan bertelanjang dada atau memakai kaus seragam, mengibar-ngibarkan bendera kesebelasan, sambil sesekali berdiri di atas motor dengan berjoget seperti sedang mendendangkan lagu dangdut koplo.

  2. Fenomena Gleyeran dari Sudut Pandang Insider
    Rivaldi Ihsan, dalam penelitiannya, mencoba mengambil posisi dari sudut pandang 'insider', yakni apa yang hendak dicapai suporter dalam melakukan gleyeran. Dalam penelitiannya, dia menemukan fakta bahwa gleyeran itu adalah wujud kekompakan antarsuporter, menyatukan mereka dari berbagai wilayah, menjalin ikatan persaudaraan, dan lebih penting lagi adalah wujud kecintaan mendalam terhadap kesebelasan yang dibela.

  3. Musik Bising Sebagai Bentuk Eksistensi Diri
    Aktivitas gleyeran kebanyakan dilakukan oleh generasi yang masih dalam transisi menuju dewasa. Lewat gleyeran, mereka menjadi dirinya sendiri secara utuh, semua mata tertuju padanya. Di situlah, mereka menemukan sebuah 'panggung' yang selama ini lenyap tertelan oleh berbagai aktivitas sosial; sekolah, kerja, dan seabrek urusan lain yang menjemukan. Lewat gleyeran, ada kebebasan yang selama ini hilang.

  4. Dampak Kesehatan Bunyi Bising
    Bagi publik, setelah arak-arakan itu berlalu, sering kali telinga masih berdengung. Gejala yang demikian menunjukkan bahwa bunyi bising itu sejatinya tidak ramah bagi kesehatan telinga. Kebisingan juga dapat mengakibatkan kerusakan atau gangguan fisiologis dan psikologis, seperti meningkatnya tekanan darah dan denyut nadi sehingga berakibat pusing, sakit kepala, bahkan vertigo. Pada sisi psikologis, suara bising.

  1. Toleransi Bunyi Kebisingan Knalpot Motor
    Ambang batas bising knalpot motor telah diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 tentang Baku Mutu Kebisingan Kendaraan Bermotor. Kendaraan dengan kapasitas mesin di bawah 175 cc, ambang toleransi suara yang diperkenankan adalah 77 dB (desibel). Sementara itu, bila kapasitas mesin 175 cc atau di atas itu, ambang toleransi yang diperkenankan adalah 80-83 dB. Tentu saja bunyi knalpot arak-arakan suporter melebihi itu.

  2. Gleyeran sebagai Pesta Bunyi yang Sering Ditunggu
    Masyarakat umum seringkali menilai gleyeran sebagai kegiatan yang mengganggu dan menimbulkan ketidaknyamanan publik. Namun, bagi para suporter, gleyeran adalah pesta bunyi yang sering ditunggu. Mereka memperlakukan bunyi itu selayaknya musik, dan terjadi ekstase saat mendengar gaduh dan bisingnya bunyi yang disajikan. Para suporter memandang gleyeran sebagai bentuk ekspresi diri dan kecintaan terhadap klub kesayangan.

  3. Kesimpulan
    Gleyeran, fenomena arak-arakan suporter dengan knalpot bising, menjadi sorotan publik belakangan ini. Meski dianggap mengganggu kenyamanan umum, ternyata gleyeran memiliki makna yang dalam bagi para suporter kesebelasan Persis Solo, disebut Pasoepati. Aktivitas gleyeran dilakukan dengan serius, menyangkut pola-pola yang harus dijalin, bahkan pemilihan knalpot juga sangat diperhatikan. Namun, dampak kesehatan dari bunyi bising perlu diwaspadai. Meski demikian, gleyeran tetap menjadi pesta bunyi yang sering ditunggu oleh para suporter.

*) ARIS SETIAWAN, Etnomusikolog, pengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

Terima Kasih teman perpustakaan.org telah membaca artikel/buku - buku di perpustakaan.org, Semoga teman perpustakaan.org dapat membuka wawasan teman perpustakaan.org sekalian dalam menimba ilmu di dunia maya,apabila ada kekurangan dalam penulisan berita di perpustakaan.org Mohon di maafkan,karena seyogianya penulis hanya seorang manusia biasa yang tidak luput dari sebuah kesalahan,jangan lupa tinggal komentar di berita ini ya sobat perpustakaan.org, terima kasih.

#perpustakaannasional, #perpustakaansekolah, #perpustakaananak, #perpustakaandigital, #perpustakaankeliling, #perpustakaanjalanan, #perpustakaanmini, #ayokeperpustakaan, #perpustakaandesa, #perpustakaanumum, #perpustakaandaerah, #perpustakaanrumah, #perpustakaanindonesia, #perpustakaanonline, #perpustakaangratis

Post a Comment

Previous Post Next Post