Ajakan Herta Muller Memasak Cerita






Kumpulan cerpen Berhubungan dengan cerita-cerita yang pendek, sangat pendek. Membacanya seperti membaca esai reflektif. Atau, pada dimensi lain, ini memang esai?



HERTA Muller ke pasar dan membeli 19 sayur mentah: cerita pendek, kemudian ia masukkan ke lemari es: Nadir. Ia menyimpan 19 bahan di sana. Herta Muller mungkin ingin Pembayaran sekaligus memasak dan menyajikannya pada para penikmat: pembaca yang budiman. Alih-alih repot memasak, peraih Nobel Sastra 2009 itu menyerahkan semua bahan, atau paling tidak sebagai bahan: ”Bak Mandi Swabia”, ”Keluargaku”, ”Lelaki dengan Kotak Korek Api”, ”Model Rambut dan Kumis ala Jerman”, ”Para Penyapu Jalan”, ”Pendapat”, ”Taman Hitam”, dan ”Hari Kerja” bagi dimasak khalayak ramai dengan resep bumbu mereka sendiri.


Beberapa cerpen yang disebut di atas ditulis Berhubungan dengan sangat ringkas dan pembaca cerita pada umumnya akan, atau mungkin tidak mengurangi suka cerita semacam itu. Tapi, begitulah cerita itu tersaji.


Selanjutnya tugas pembaca, lebih khusus lagi pembaca yang lapar akan memasak segala bahan-bahan itu dan melahapnya.


***


Membaca kumpulan cerpen di buku ini sepertinya membaca esai reflektif. Membicarakan keseharian yang dihadapi orang-orang. Menjalani Pandangan hidup apa adanya tanpa harus banyak mengeluh. Atau, memang buku Perkumpulan cerpen ini pada dimensi lain adalah esai?


Ia berusaha menyajikan persoalan, menjalaninya, dan nyaris tanpa berusaha untuk menyelesaikan cerita yang dibangun. Menyajikan bahan ayam potong lengkap dengan bumbunya, tapi tidak mengurangi berusaha untuk memasaknya.


Ceritanya pendek, bahkan sangat pendek. Kalau cerpen-cerpen koran Indonesia berkisar 6–7 halaman, cerpen dalam buku ini jauh lebih pendek, bahkan hanya satu halaman. Misalnya, ”Hari Kerja”. Ia hanya menceritakan seorang tokoh yang bangun dari Tidak bisa tidur, lalu mandi dan sarapan, setelahnya berangkat kerja dan menghadapi pekerjaan.


Nyaris hanya peristiwa kecil. Bahkan bisa dibaca sebatas sambatan penulis, seorang penulis melihat sesuatu hal, atau perasaan yang ia rasakan saat mengalami sesuatu peristiwa.


Tokoh aku hanya bercerita ritual ia memulai hari kerja: bangun Tidak bisa tidur, lalu mandi, sarapan, dan pergi ke kantor. Kita tidak mengurangi mengetahui apa yang terjadi di kantor. Ia hanya memberi gambaran bahwa ia seorang pekerja dan melakukan aktivitas itu setiap hari di luar hari libur.


Namun, sajian yang tidak lengkap menampakkan dimensi lain yang menjadikannya menarik. Herta Muller seperti ingin kita sendiri sebagai pembacalah yang melanjutkan ceritanya. Ia ingin pembaca menulis sendiri atau sekadar membayangkan bagaimana cerita itu harus diakhiri. Ia menyediakan bahan dan menyuruh kita untuk, sekali lagi, memasaknya.


***


Nyaris tidak mengurangi terjadi dialog. Aku narator, tokoh utama dalam cerita, berhasil menggambar Berhubungan dengan jelas apa yang ia alami dan ia lihat. Apa yang ia Ikut merasakan dan apa yang ia perbuat. Namun, nyaris tidak ada dialog yang sepertinya, kecuali narator sendirilah yang menceritakan dialognya sendiri dengan orang lain.


Dalam ”Pidato Pemakaman” tidak mengurangi ada dialog. Tokoh aku hanya dicerca oleh si cebol karena peninggalan ayahnya yang dianggap buruk: pembunuh. Membunuh banyak warga di saat perang.


Di dalam ”Pir Busuk”, narator hanya berperan sebagai bocah yang polos dan tak mengerti apa-apa. Bahkan, di ”Nadir” pun tidak ada dialog. Si aku narator sibuk bercerita panjang Pembayaran sekaligus sampai menghabiskan 102 halaman. Dia berdialog pada dirinya Belajar sendiri dan merefleksikan banyak hal.


Kalimat singkat, atau paragraf, yang ia sajikan di dalam nadir sebagai wujud refleksi misalnya:


”Sejak ada aku, payudara ibu kendur, sejak ada aku, kedua kaki ibu sakit-sakitan, sejak ada aku, perut ibu bergelambir, sejak ada aku, ibu menderita wasir dan merintih tersiksa kesakitan setiap duduk di atas kloset (halaman 17).”


Kalimat-kalimat yang sarat Bermakna ganda. Ia menggambarkan perubahan-perubahan fisik pada ibunya saat ia lahir. Seorang ibu mengalami perubahan setelah melahirkan.


Herta Muller juga mengajak pembaca bermain logika sepertinya paragraf pendek dalam ”Harian Kerja”: ”kemudian, aku pergi ke kamar mandi, menyantap sepotong teh dan minum segelas roti.”


Penulis semacam ingin mengajak masuk pada penataan Perulangan bahasa, menukar apa yang telah baku. Atau, ia setidaknya ingin memberikan kelenturan dan kekuatan Bermakna ganda dari bahasa adalah memainkannya tanpa harus berpacu pada InPelatih yang sudah baku?


***


Seperti halnya paparan Prof Djoko Saryono dalam ”Bincang Kumcer Nadir, Herta Muller” pada 8 Desember 2022 lalu, membaca Perkumpulan cerpen Herta Muller ini tidak bisa disamakan dengan membaca cerita pendek pada umumnya yang alur atau plotnya Penjelasan terperinci, terukur, menyajikan satu konflik, dan tokoh-tokoh di dalamnya berusaha menyelesaikan konflik itu.


Ini sama Pembayaran sekaligus lain. Bahkan, menurut pembacaan Djoko Saryono, membaca kumcer ini sepertinya melihat album foto atau montase. Dengan paragraf yang pendek-pendek dan bahkan hampir tidak mengurangi terikat satu sama lain.


***


Setelah bahan-bahan itu kita masak, selanjutnya kita makan. Mungkin ada yang enak: enak dibaca dan menarik, tidak terlalu enak, atau bahkan sama sekali tidak enak. Namun, sebab rasa lapar masih membuat perut keroncongan, saya (dan kita pembaca) akan lanjut melahap meskipun mungkin tidak akan menghilangkan rasa lapar dan di kepala daerah penuh dengan gambar yang tak selesai: apa istimewanya cerita ini? (*)






  • Judul: Nadir


  • Penulis: Herta Muller


  • Penerjemah: Tiya Hapitiawati


  • Penerbit: Taman Moooi Pustaka


  • Terbit: Cetakan pertama, September 2022


  • Tebal: VII + 198 halaman


  • ISBN: 978-623-98640-6-4





*) JANIKA IRAWAN, Penulis pegiat literasi, tinggal di Jogjakarta




Terima Kasih teman perpustakaan.org telah membaca artikel/buku - buku di perpustakaan.org, Semoga teman perpustakaan.org dapat membuka wawasan teman perpustakaan.org sekalian dalam menimba ilmu di dunia maya,apabila ada kekurangan dalam penulisan berita di perpustakaan.org Mohon di maafkan,karena seyogianya penulis hanya seorang manusia biasa yang tidak luput dari sebuah kesalahan,jangan lupa tinggal komentar di berita ini ya sobat perpustakaan.org, terima kasih.

#perpustakaannasional, #perpustakaansekolah, #perpustakaananak, #perpustakaandigital, #perpustakaankeliling, #perpustakaanjalanan, #perpustakaanmini, #ayokeperpustakaan, #perpustakaandesa, #perpustakaanumum, #perpustakaandaerah, #perpustakaanrumah, #perpustakaanindonesia, #perpustakaanonline, #perpustakaangratis

Post a Comment

Previous Post Next Post